11 November 2017

PELAJARAN MENULIS DARI ANDREA HIRATA (Bagian 1)

gambar dari : monitoringclub.org
Di kancah sastra tanah air, nama Andrea Hirata mulai dikenal sejak tetralogi Laskar Pelangi-nya berhasil menjadi bestseller dan dicetak ulang serta mencatat sejarah. Hingga hari ini masih terus menorehkan pencatatan sebagai pencapaian fenomenal dalam dunia satra Indonesia.


Diikuti oleh Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, lalu hadir Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas, Sebelas Patriot, Ayah hingga yang terbaru di tahun ini, Trilogi Sirkus Pohon, Andrea Hirata tetap menampilkan diferensiasi dan kecerdasan dengan latar belakang masyarakat Melayu Belitong yang penuh gizi tidak hanya sebagai sebuah novel tetapi merupakan sebuah masterpiece dari seorang maestro.

Berikut bagaimana tetralogi Laskar Pelangi mempengaruhi dan memberi pencerahan terhadap para pembacanya : 


  1. Di Gramedia Matraman, Jakarta Pusat, ribuan pembaca tetralogi Laskar Pelangi rela antri lebih dari tiga jam demi mendapatkan tanda tangan Andrea Hirata. Tidak ada dialog dan diskusi, hanya acara penandatanganan buku.
2.       Di “Islamic Book Fair” di Istora Senayan Jakarta, awal Maret 2008, Andrea Hirata harus berlari – lari menghindari kejaran lebih dari 200 orang yang belum kebagian tanda tangan. Antrean serupa juga terlihat saat Andrea hadir dalam pameran buku antar bangsa di Kuala Lumpur, Malaysia. Puluhan warga Singapura menyeberangi Malaysia untuk menyaksikan Andrea. 

3.       Di Aceh, kawasan bekas musibah gelombang tsunami, acara bincang sastra yang dihadiri Andrea dikenakan tiket masuk 100 ribu, kapasitas 250 orang terjual habis. Bahkan masih banyak yang minta tambahan tiket, tak apa tanpa kursi asal dapat tempat. Di banyak tempat, diskusi sastra dengan pembicara Andrea, pengunjungnya membludak.

4.       Di dunia akademik, tak kurang dari 12 tesis dan skripsi dari perguruan tinggi terkemuka, mengkaji tetralogi Laskar Pelangi. Bahkan sebuah naskah pidato guru besar bidang pendidikan juga menjadikan Laskar Pelangi sebagai salah satu penguat gagasan dasar.

5.       Nico, seorang mahasiswa yang sempat mandeg mengerjakan skripsinya dan sempat berurusan dengan narkoba mendadak malu dengan perjuangan para tokoh di Laskar Pelangi. Nico bertekad menyelesaikan rehab ketergantungan obatnya serta menyelesaikan skripsinya.

Ini hanya sebagian dari efek berantai ledakan tetralogi Laskar Pelangi. Artikel kita kali ini akan membahas tentang pelajaran menulis apa saja yag bisa kita dapatkan dari Andrea Hirata dengan segala fenomenanya yang berhasil mencatatkan tinta emas sebagai penulis Belitong pertama yang masuk dalam jajaran penulis nasional dan berhasil memecahkan mitos kutukan tiga ribu, yakni bahwa buku sastra susah menembus penjualan tiga ribu eksemplar setahun. Tetralogi Laskar Pelangi berhasil menembus penjualan angka satu juta eksemplar dan hingga hari ini telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia.

Menurut Andrea, beberapa rahasia ledakan karyanya bisa dibagi dalam enam faktor :
 
1.       Teori momentum
Beberapa tahun belakangan, peta buku bestseller di tanah air didominasi oleh buku jenis metro pop yang di kemudian hari malah mengalami penyusutan. Saat belum hadir tema baru yang mewarnai kancah perbukuan nasional, buku Andrea hadir dan menyajikan sebuah warna baru.

2.       Terjadi situasi dimana masayarakat kita membutuhkan sosok pegangan, role model, panutan dan teladan yang nyata dan tulus. Sosok Bu Muslimah sebagai Sang Guru nan tulus, ikhlas dengan fasilitas minim ibarat teman dan sahabat bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang bertipe komunal.
Demikian pula dengan tokoh – tokoh lain seperti Lintang yang sanggup bersekolah dengan menempuh jarak 40 km, dianggap memberi inspirasi tersendiri.

3.       Substansi buku
Saat ini, tema parenting dan pendidikan adalah salah satu hal yang sering digaungkan dan menjadi tema   yang sangat menarik untuk dibicarakan. Buku Andrea sarat dengan tema tersebut, pendidikan inklusi, teori multiple intelligence dan isu kesejahteraan guru termasuk latar belakang keluarga diangkat Andrea dan diramu dengan apik dalam tetralogi Laskar Pelangi.

4.       Pengaruh media
Sedikit banyak berpengaruh besar dalam promosi sebuah buku. Setelah buku ini mulai mencetak bestseller, peran media untuk mem-blow-up efek berantainya menjadi penting.

5.       Faktor sektarian
Laskar Pelangi mengangkat masyarakat Melayu Islam dan Muhammadiyah sementara warga Muhammadiyah di tanah air ada lebih dari 30 jutaan, sehingga terjadi keterikatan yang besar dengan buku ini.

6.       Faktor Melayu
Ada pesan orang bijak, “Jangan kau pinjamkan uang kepada orang Melayu, karena nanti putus perkara, tapi kalau kau pinjamkan kata, dia akan berpanjang cerita.”
Andrea mengaku tidak mengerti sastra, tidak menggunakan teknik sastra dan tidak belajar sastra.
“Hanya karena saya orang Melayu itulah yang bisa saya jelaskan mengapa saya bisa menulis.”   

Yuk lanjut.
Berikut pelajaran menulis yang bisa kita pelajari dari Andrea Hirata  :

#Pelajaran 1 “Membaca”
Menulis dan membaca adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Seluruh penulis di dunia sepakat bahwa jika kamu ingin menulis, maka kamu harus membaca.
Membaca tidak hanya karya sastra, tetapi apa saja. Buku yang bagus memiliki ciri setiap paragraf mengandung banyak kemungkinan makna. Andrea menyebutnya possibility.
 Dan untuk menciptakan buku dengan possibility, membaca berbagai buku dengan berbagai tema adalah mutlak. Satu paragraf bisa mengandung banyak muatan makna, bisa sains, estetika, semiotika hingga mengandung intelektualitas yang menantang keyakinan.
Haidar Bagir dan Hernowo membuat istilah untuk buku tersebut sebagai “buku bergizi”
Buku bukanlah benda mati, tapi makhluk hidup yang mampu membangkitkan emosi ketika membacanya, bisa sedih, terharu, gembira, memancing gelak tawa atau menginspirasi.
Buku bergizi itu adalah buku yang mampu menggerakkan pikiran, begitulah kata Andrea.
Koleksi bacaan sains Andrea saat bekerja di Telkom Surabaya saja seberat 1,5 ton! Jadi agar bukumu bisa jadi buku yang bergizi, baca, baca dan baca.

 Pelajaran #2 “Riset”
Buku tetralogi Laskar Pelangi merupakan niatan terpendam Andrea sejak duduk di kelas 3 SD. Buku ini merupakan dedikasi seorang murid bagi gurunya yang telah meletupkan cahaya di dalam hatinya dan menginspirasinya untuk berpetualang menempuh lautan ilmu sehingga bisa mencapai impian dan mengatasi tantangan berat dalam keterbatasan. Obsesi terpendam ini kembali meletup ketika Andrea menjadi relawan Telkom ketika terjadi tsunami di Aceh pada Desember 2004. Suatu hari di Aceh, Andrea duduk sambil memandangi ruamah peninggalan Cut Nya’ Dien yang masih berdiri kokoh, sementara bangunan sekitarnya telah porak poranda dihantam gelombang bah. Tiba – tiba Andrea teringat Bu Muslimah. Bagi Andrea, semangat berjuang Bu Muslimah mendidik murid-muridnya di gedung sekolah reyot yang hampir roboh sebanding dengan semangat berjuang Cut Nya’ Dien. Momentum ini meledakkan obsesi terpendam Andrea untuk menulis Laskar Pelangi.
Untuk mewujudkan obsesinya, Andrea pulang beberapa kali ke Belitong, tepatnya Desa Gantung. Selain menemui teman – teman masa kecilnya dan ngobrol dengan mereka untuk membangkitkan kenangan tentang mereka, Andrea juga banyak melakukan “aksi gila”, misalnya Andrea yang ingin merasakan pengalaman bertemu hantu, maka dia pergi ke kuburan pada jam 1 hingga 2 dini hari. Sebelum menulis, Andrea juga melakukan penghayatan bak seorang aktor terhadap perannya. Riset Andrea juga dilakukan dengan melakukan penggalian mendalam terhadap permasalahan yang dia temui. Segala pengalaman, hasil penghayatan peran serta keilmuan  Andrea  yang setelah dianggap cukup, baru kemudian diolah dan dituangkannya menjadi sebuah masterpiece.

Di bagian selanjutnya kita akan melihat lebih dalam lagi bagaimana Andrea menghasilkan karya – karyanya.
Don’t miss it.

Risa Mutia

                Sumber :
Buku     Laskar Pelangi, The Phenomenon (Asrori S.Karni)



1 comment:

  1. Luar biasa .. nggak heran bisa se meledak itu karya nya. Keren..

    ReplyDelete