30 March 2017

4 TIPS MENULIS NOVEL BERDASARKAN CATATAN HARIAN


Stolen Innocence - Elissa Wall dan Lisa Pulitzer, Taj Mahal – John Shors, Empress Orchid – Anchee Min, Madame Mao – Anchee Min, Toto Chan - Tetsuko Kuroyanagi adalah beberapa deretan novel yang dibuat dengan gaya bercerita dan sudut pandang orang pertama seolah – olah novel tersebut adalah sebuah catatan harian. Novel – novel di atas memang diangkat dari kisah nyata dan Stolen Innocence bahkan ditulis langsung oleh tokoh yang mengalami peristiwa seperti yang tertulis dalam novelnya.

Beberapa kesamaan dan ciri khas dari novel – novel tersebut antara lain adalah :
     1.   Ditulis dari sudut pandang orang pertama dengan menggunakan kata ganti orang pertama, umumnya adalah ‘aku’. Namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan kata ganti orang ketiga. Contohnya novel Izmi dan Lila karya Riawani Elyta, adalah novel yang bersumber dari kisah hidup penulis sendiri dan diceritakan secara bergantian melalui dua tokoh utama  - Izmi dan Lila – dengan menggunakan kata ganti orang ketiga.

        2.      Banyak menggunakan gaya bercerita deskripsi dan narasi
‘Rekahnya matahari dari pinggang Sungai Yamuna kerap menyeretku pada bayangan tentang surga. Dari bahu kanalnya yang luas, aku menikmati saujana membentang seperti mengagumi wajah kekasihku. Pagi ini pemandangan itu sama memukaunya seperti hari – hari sebelumnya, terutama setelah lama aku berada jauh di tempat persembunyian. Di sisi kanan membentang Benteng Merah yang mengagumkan. Di seberangnya, terbesut cahaya matahari merah-darah, adalah Taj Mahal, yang berdiri seimbang, tak terlampau lebar ataupun menjulang. Bangunan itu melengkung ke atas, kokoh dan agung, sebuah gerbang menuju kayangan. Mengetahui Taj Mahal dibangun untuk mengenang ibuku adalah kebahagiaan terbesar sekaligus kepedihan terdalam bagiku.’

Paragraf di atas adalah penggalan dari bab 1 novel Taj Mahal. Tampak jelas bahwa novel tersebut ditulis dari sudut pandang orang pertama, tokoh utama novel tersebut dan menggunakan bahasa deskriptif yang sangat khas dan indah.

   3. Kebanyakan mengangkat kisah perjuangan hidup tokoh utama baik untuk memperjuangkan kisah cintanya, perjuangan untuk hidup yang lebih baik, hingga torehan – torehan sejarah yang menginspirasi para pembaca.

      4.      Sekilas mirip biografi
Biografi juga ditulis berdasarkan kisah nyata dari seseorang yang menginspirasi (kisah hidup tokoh yang telah dikenal luas)  tetapi novel berdasarkan catatan harian bisa saja terinspirasi  dari kisah hidup seseorang yang tidak dikenal luas, misalnya serial Jepang berjudul 1 Litre of Tears yang diangkat dari kisah nyata seorang gadis Jepang bernama Aya Kito yang menderita sebuah penyakit yang terdiagnosa pada usia 15 tahun. Penyakit tersebut membuatnya perlahan kehilangan fungsi motoriknya. Dokter memprediksi bahwa usia Aya tidak akan lama lagi namun Aya mampu bertahan hidup  hingga usia 25 tahun. Dalam perjuangannya menghadapi penyakit tersebut,  Aya menulis kisah hidupnya hingga detik dimana dia tak mampu lagi memegang sebuah pena. Perjuangan Aya memberi pesan agar tak berputus asa dalam menghadapi masalah apapun dalam hidup. 

      5.      Sarat pesan – pesan kebaikan
Dalam novel – novel yang ditulis berdasarkan catatan harian, banyak pesan – pesan kebaikan. Beberapa novel – novel tersebut menunjukkan perjuangan untuk hidup dan tak berputus asa seberat apapun masalah yang dihadapi karena umumnya tokoh utamanya telah melalui perjuangan yang sangat luar biasa berat.

Menulis novel berdasarkan catatan harian seseorang tentunya akan lebih mudah karena jalan ceritanya telah ada. Namun bagaimana merangkai cerita yang telah ada tersebut agar indah mengalir dan bernilai adalah tahapan selanjutnya. Ingin menulis novel berdasarkan catatan harian dirimu sendiri atau orang lain? Yuk kita ikuti tips-tips Smart Writer berikut ini :

1.      Menemukan kisah yang menarik
Begitu banyak cerita di dunia ini. Tiap manusia yang dilahirkan memiliki kisahnya sendiri-sendiri. Tugasmu adalah menemukan cerita yang menarik untuk diramu menjadi sebuah novel yang bernilai. Kamu bisa mewawancarai seseorang, atau jika orang tersebut rajin menulis kisahnya dalam catatan harian, tentunya akan lebih mudah karena tinggal menambahkan unsur - unsur yang kurang jelas dan menambahkan kesan rasa di dalamnya.

2.      Menambahkan cerita tambahan
Novel yang didasarkan catatan harian, berarti memiliki porsi kebenaran lebih dari 70 %, namun ada beberapa bagian yang bisa ditambahkan. Bisa jadi ada tokoh tambahan, bisa jadi ada setting tempat tambahan, hingga ada cerita tambahan. Dan itu semua sah – sah saja karena jika menyampaikan cerita tanpa diramu dengan indah dan memiliki bahasa sastra yang khas, tentunya akan hanya seperti membaca sebuah diari alih – alih novel.

3.      Menambahkan dialog
Dialog tentunya tidak ada dalam catatan harian. Sedangkan novel mengandung banyak dialog.  Dan karena cerita dibuat berdasarkan sudut pandang orang pertama maka tentunya dialog yang terjadi akan melibatkan tokoh utama atau diketahui oleh tokoh utama yang bertindak sebagai orang yang bercerita dalam novel tersebut. 

4.      Menampilkan penguat cerita
Dalam novel yang dibuat berdasarkan kisah nyata, beberapa penulis sering menambahkan foto tempat, foto tokoh yang diangkat kisahnya, penggalan kalimat dari catatan harian, untuk  menguatkan unsur emosi agar sampai ke hati pembaca. Sesuatu yang benar-benar terjadi tentunya beda dengan rekaan, walaupun kisah rekaan bisa saja terjadi tetapi tetap saja merupakan rekaan. Beda dengan kisah nyata apalagi jika ternyata tokoh utama yang diangkat kisahnya tersebut telah meninggal dunia, tentunya akan membuat kesan rasa yang sangat kuat. Tetapi perlu diingat, jangan sampai terlalu berlebihan karena akan menghilangkan esensi cerita yang ingin disampaikan.

 Ada sebuah buku yang ditulis oleh Stephen King, sebuah memoar non fiksi berjudul Stephen King on Writing.  Walaupun ditulis dengan gaya bahasa non fiksi, buku tersebut merupakan sebuah memoir yang memuat kisah hidup Stephen King (seorang penulis bestseller internasional dan banyak menulis dengan genre horor), sarat pesan dan bagaimana perjuangannya menjadi penulis. Buku tersebut walaupun bergenre non fiksi,  tetap ditulis dengan gaya bahasa ala bercerita yang tidak kaku.

Jika kamu ingin menulis sebuah buku berdasarkan kisah nyata dari catatatn harian seseorang namun tak ingin mengolahnya menjadi novel, kamu bisa membuat buku ala Stephen King tersebut. Tetapi jika menulis novel adalah pilihanmu, maka jangan pernah ragu untuk memulainya karena begitu banyak kesan dan pesan sarat makna dalam kisah hidup seseorang bahkan bisa jadi dari dirimu sendiri atau orang - orang di dekatmu. Membagikan kisah itu sembari menyampaikan pesan tentang hidup dan bagaimana memaknai hidup dalam sebuah novel dengan gaya bahasa khas sastra tentu akan lebih menyenangkan untuk diterima para penikmat novel dimanapun mereka berada tanpa kesan menggurui.
Jadi ....yuk mulai menulis novel dari catatan harian :)

Riawani Elyta
Risa Mutia
  
  

No comments:

Post a Comment